Minggu, 06 Oktober 2013

Tujuan perencanaan program gizi



Tujuan perencanaan program gizi:
         Mempertimbangkan situasi di masa depan yang ingin dicapai.
         Dapat memberikan petujuk/arah yang tepat untuk langkah ke depan.
         Mempermudah pengawasan dan pengendalian.
         Dapat mendorong peningkatan litbang.
Rekomendasi masalah gizi di Indonesia:
         Dimulai dengan peningkatan pemahaman dan wawasan yang sama dari berbagai pemangku kepentingan : tenaga gizi, tenaga kesehatan, penyuluh gizi di sektor kesehatan, di sekolah, tempatkerja, restoran dan sektor lainnya.
Keterpaduan kegiatan
         Penyuluhan gizi
         Peningkatan pendapatan
         Peningkatan pelayanan kesehatan
         Keluarga berencana
         Peningkatan peran serta masyarakat.
Setelah mengikuti perkuliahan ini, maka JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!

57 komentar:

  1. tidak setuju,karena masalah gizi di indonesia di sebabkan oleh Penyebab: ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
    Pokok permasalahan di masyarakat: kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.
    Akar masalah gangguan gizi masyarakat: kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya kemiskinan karena krisis ekonomi, keresahan politik, keresahan sosial

    BalasHapus
  2. Tidak setuju dikarnakan penyebab masalh gizi di indonesia adalah
    1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh seseorang. Seseorang yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya seseorang yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya.
    2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
    faktor- faktor yang mepengaruhi
    1. Ekonomi
    Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah masalah ekonomi yang rendah
    2. Sanitasi
    Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
    3. Pendidikan
    Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka
    4. Perilaku orangtua
    Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

    BalasHapus
  3. tidak setju, karena penyebab masalah gizi dinegara kita ini bkn karena faktor keturunan, tetapi lebih kepada faktor lain, seperti ketahanan pangan yg tidak mencukupi dan kurang memadai, kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. jadi dari melihat faktor tsb, masalah gizi bkn lah masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  4. Tidak setuju, karena masalah gizi dapat terjadi pada semua umur, bahkan maslah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru itu yang disebut dengan gizi sebagai masalah intergenerasi mbak, generasi yang kurang gizi akan dapat melahirkan generasi yang kurang gizi pula..
      Adanya kelahiran balita yang BBLR, keterbelakangan mental, pertumbuhan yang kurang maksimal, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi yang mencukupi ketika belum hamil dan saat hamil..

      Hapus
  5. tidak setuju, karena :
    Besar dan luasnya masalah gizi pada setiap kelompok umur menurut siklus
    kehidupan dan saling berpengaruhnya masalah gizi kepada siklus kehidupan
    (intergenerational impact), maka diperlukan kebijakan dan strategi baru perbaikan
    gizi di setiap siklus kehidupan.
    Faktor geografis dan demografi. Lebih dari 50% penduduk tinggal di daerah
    perdesaan dan daerah sulit. Untuk meningkatkan pelayanan gizi dan pemantauan
    pertumbuhan pada masyarakat sasaran yang sulit dijangkau dengan fasilitas
    pelayanan yang ada seperti puskesmas dan posyandu, perlu ada upaya khusus
    untuk mendekatkan pelayanan kepada kelompok ini.
    penyebab masalh gizi di indonesia adalah
    1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh seseorang. Seseorang yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya seseorang yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya.
    2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
    faktor- faktor yang mepengaruhi
    1. Ekonomi
    Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah masalah ekonomi yang rendah
    2. Sanitasi
    Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
    3. Pendidikan
    Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka
    4. Perilaku orangtua
    Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

    BalasHapus
  6. Tidak setuju, karena permasalahan gizi di Indonesia dapat terjadi disebabkan oelh kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung, kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya kemiskinan karena krisis ekonomi, keresahan politik, keresahan sosial, ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sehingga hal ini bukan merupakan masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  7. Tidak setuju karena masalah gizi buruk adalah tanggung jawab kita semua baik itu pemangku kebijakan seperti tenaga gizi, tenaga kesehatan, penyuluh gizi di sektor kesehatan, di sekolah, tempat kerja, restoran dan sektor lainnya dan masyarakat luas oleh karena itu dari berbagai factor-faktor yang menyebabkan gizi buruk harus diintervensi dan implementasi dan di evaluasi atau ditindak lanjuti supaya masalah gizi dapat diatasi.

    BalasHapus
  8. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!
    Jawab:
    tidak setuju. karena akar msalah gizi di indonesia adalah kondisi dari kiris ekonomi, politik dan sosial yang terjadi di masyarakat.
    Faktor langsung yang terkait dengan masalah gizi khususnya gizi buruk atau kurang gizi, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit. Keduahal tersebut saling mempengaruh berbagai faktor. Faktor tidak langsungnya antara lain ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi lingkungan.
    Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat yang paling erat kitannya dengan pembangunan lingkungan. Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, akan ditentukan oleh daya beli masyarakat terhadap pangan, ketahanan pangan dalam pembangunan pertanian menuntut kemampuan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pangan yang diperlukan dan juga menuntut kondisi yang memudahkan masyarakat memperolehnya dengan harga yang terjangkau khususnya bagi masyarakat lapisan bawah (sesuai daya beli masyarakat). Pada kenyataannya, beberapa produk pangan penting seperti beras dan gula, produksin dalam negeri dirasa masih kalah dengan produk impor karena tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.
    Penyebab langsung kurang gizi adalah makanan anank dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Timbulnya kurang gizi karena makanan yang kurang tetapi bisa juga karna penyakit. Anak yang mendapatkan makanan yang cukup bayi, tetapi sering diserangdiare atau demam akhirnya dapat menderita kurang gizi. Demikian juga pada anak yang makan dengan tidak cukup baik, maka daya tahan tubuhnya (Imunisasi) dapat melemah.dalam kenyataan keduanya (makan dan penyakit) secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
    Pokok masalah yang ada di masyarakat antara lain berupa ketidak berdayaan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi masalah kerawanan ketahanan pangan keluarga, ketidak tahuan dalam mengasu anak secara baik, serta ketidak mampuan dalam memamfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

    BalasHapus
  9. Tidak setuju,karna masalah faktor kekurangan gizi diindonesia kita ini bukan karna keturunan melainkan dari kondisi krisis ekonomi politik, dan sosial yang terjadi dimasyrakat indonesia, dan biasanya juga terjadi karena ketahanan pangan yang kurang mencukupi dan memadai,Pemberdaya'an keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumberdaya manusia baik langsung maupun tidak.
    Jadi masalah gizi di indonesia tidak bisa di sebut sebagai masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  10. Setuju
    Karena hal ini terbukti berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010 secara konsisten menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori dan protein anak balita masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Akibat dari keadaan tersebut, anak balita perempuan dan anak balita laki-laki Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek daripada standar rujukan WHO 2005, bahkan pada kelompok usia 5-19 tahun kondisi ini lebih buruk karena anak perempuan pada kelompok ini tingginya 13,6 cm di bawah standar dan anak laki-laki 10,4 cm di bawah standar WHO. Kelompok ibu pendek juga terbukti melahirkan 46,7 persen bayi pendek. Kelompok ini tingginya 13,6 cm di bawah standar dan anak laki-laki 10,4 cm di bawah standar WHO. Kelompok ibu pendek juga terbukti melahirkan 46,7 persen bayi pendek. Karena itu jelas masalah gizi intergenerasi ini harus mendapat perhatian serius karena telah terbukti akan mempengaruhi kualitas bangsa.

    BalasHapus
  11. Setuju
    Sesuai dengan penelitian Amelia pada E-Journal Badan Penelitian dan Pengembangan Dinas Kesehatan Republik Indonesia yang berjudul "KONSUMSI DAN BE SARAN DEFISIT ENERGI DAN PROTEIN ANAK BADUTA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI INDONESIA" dikatakan bahwa pada berbagai penelitian telah membuktikan bahwa masalah gizi adalah masalah intergenerasi, yaitu ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi.

    BalasHapus
  12. Setuju
    karena menurut PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) sejak tahun 2006 hingga sekarang masalah kurang gizi anak seperti penyakit anemia, kurang vitamin A, dan kurang vitamin D menjadi perhatian bagi pemerintah dan kalangan akademisi. Disebutkan bahwa kasus anemia meningkat dari awalnya 25 persen menjadi 27,7 persen. begitupun dengan kasus kekurangan vitamin A sebanyak 11% dan kekurangan iodium sebanyak 12%. Sehingga South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) melakukan studi tentang status gizi di 4 negara di ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Studi ini dilakukan selama 12 bulan yang bertujuan meneliti status gizi, pertumbuhan, pola pola makan serta asupan gizi anak-anak rentang usia 6 bulan hingga 12 tahun.
    Penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Semua hal ini masih berhubungan dengan penyebab masalah gizi di Indonesia yang kerap diseebut masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Setuju
    Meskipun masalah gizi di indonesia penyebab utamanya adalah faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dengan kondisi kemiskinan, dampaksnya adalah pendidikan yang rendah, dengan pendidikan yang rendah maka seseorang/masyarakat akan mencari pekerjaan yang apa adanya, sehingga akan berpengaruh pada pendapatan seseorang atau masyarakat yang rendah, dengan pendapatan yang rendah, biaya hidup pun menjadi rendah, salah satunya adalah dalam hal konsumsi makanan, sehingga dari kurangnya kualitas maupun kuantitas makanan yang dikonsumsi maka akan bermunculan masalah gizi yang bervariasi, dan untuk memotong rantai penyebaqb utama masalah gizi ini diperlukan kinerja yang bagus dari semua sektor pemerintah maun swasta. Penyebab lain yang tidak langsung adalah masalah ketersediaan pangan, kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung, kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran,keresahan politik, keresahan sosialmeningkatnya inflasi, tetapi di beberapa penelitian telah membuktikan bahwa masalah gizi adalah masalah intergenerasi, sebagai contoh adalah seorang ibu hamil yang kurang gizi akan berdampak melahirkan bayi yang kurang gizi.

    BalasHapus
  15. Setuju, karena masalah kekurangan gizi 1000 hari pertama kehidupan diawali dengan perlambatan atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada lahirnya anak yang IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR hampir separuhnya terkait dengan status gizi ibu, yaitu berat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu atau bertubuh pendek dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang dari seharusnya. Saat hamil, ibu yang bertubuh pendek akan cenderung melahirkan bayi yang BBLR. Apabila tidak ada perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR akan terus berlangsung di generasi selanjutnya, sehingga terjadi masalah anak pendek intergenerasi.

    BalasHapus
  16. Tidak setuju dikarnakan penyebab masalh gizi di indonesia adalah
    1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh seseorang. Seseorang yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya seseorang yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya.
    2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
    faktor- faktor yang mepengaruhi
    1. Ekonomi
    Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah masalah ekonomi yang rendah
    2. Sanitasi
    Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
    3. Pendidikan
    Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka
    4. Perilaku orangtua
    Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

    BalasHapus
  17. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!

    Setuju krn status gizi masyarakat sangat menentukan kualitas sumberdaya manusia, prestasi akademik dan daya saing bangsa. Kasus gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi, dan angka kurang gizi pada ibu dan anak diyakini akan menurunkan kualitas sumberdaya dan daya saing bangsa, sehingga dapat menghambat laju pembangunan bangsa dan negara.Fakta mengatakan bahwa permasalahan gizi merupakan masalah intergenerasi, karena ibu hamil yang kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Secara medis, diketahui bahwa ibu hamil yang kurang gizi berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah yang berisiko memiliki IQ rendah dan tumbuh kembang dengan tidak optimal. Jalal (dalam Bappenas, 2011) menyebutkan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan peran penting zat gizi tidak hanya pada pertumbuhan fisik saja, tapi juga pertumbuhan otak, perkembangan perilaku, motorik, dan kecerdasan.

    BalasHapus
  18. Untuk saat ini saya SETUJU jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi. Masalah gizi ini sangat terkait dengan ketersediaan dan aksesibilitas pangan penduduk. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2009 jumlah penduduk sangat rawan pangan (asupan kalori <1.400 Kkal/orang/hari) mencapai 14,47 persen, meningkat dibandingkan dengan kondisi tahun 2008, yaitu 11,07 persen. Rendahnya aksesibilitas pangan (kemampuan rumah tangga untuk selalu memenuhi kebutuhan pangan anggotanya) mengancam penurunan konsumsi makanan yang beragam, bergizi-seimbang, dan aman di tingkat rumah tangga. Pada akhirnya akan berdampak pada semakin beratnya masalah kurang gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi dan anak.

    Masalah gizi adalah masalah intergenerasi,yang artinya masalah yang akan dimenimbulkan masalah baru pada genenrasi berikutnya, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas. Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara

    BalasHapus
  19. Saya Setuju jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi karena :
    Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya (intergenerational impact). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam kandungan. Akan tetapi perlu diingat bahwa keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil ditentukan juga jauh sebelumnya, yaitu pada saat remaja atau usia sekolah.

    Fakta lain yang mengatakan bahwa permasalahan gizi merupakan masalah intergenerasi, terlihat dari kasus ibu hamil yang kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Secara medis, diketahui bahwa ibu hamil yang kurang gizi berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah yang berisiko memiliki IQ rendah dan tumbuh kembang dengan tidak optimal. Dalam sejumlah penelitian menunjukkan peran penting zat gizi tidak hanya pada pertumbuhan fisik saja, tapi juga pertumbuhan otak, perkembangan perilaku, motorik, dan kecerdasan. Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan anak usia dini menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, dan gangguan perkembangan kognitif. Gizi buruk pada saat sebelum kehamilan dan masa kehamilan mempengaruhi tumbuh kembang janin dan berakibat buruk pada kesehatan janin/anak di masa depan, termasuk dampak yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan negara.

    BalasHapus
  20. Tidak setju, sebab masalah gizi bkn karena FAKTOR KETURUNAN , tetapi lebih kepada faktor lain, seperti PANGAN YANG TIDAK MEMADAI, dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. SEHINGA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA MASALAH GIZI BUKAN LAH MASALAH INTERGENERASI.

    BalasHapus
  21. SETUJU....

    karena menurut PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) sejak tahun 2006 hingga sekarang masalah kurang gizi anak seperti penyakit anemia, kurang vitamin A, dan kurang vitamin D menjadi perhatian bagi pemerintah dan kalangan akademisi. Disebutkan bahwa kasus anemia meningkat dari awalnya 25 persen menjadi 27,7 persen. begitupun dengan kasus kekurangan vitamin A sebanyak 11% dan kekurangan iodium sebanyak 12%. Sehingga South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) melakukan studi tentang status gizi di 4 negara di ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Studi ini dilakukan selama 12 bulan yang bertujuan meneliti status gizi, pertumbuhan, pola pola makan serta asupan gizi anak-anak rentang usia 6 bulan hingga 12 tahun.
    Penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Semua hal ini masih berhubungan dengan penyebab masalah gizi di Indonesia yang kerap diseebut masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  22. HABIB NASUTION
    NPM 13410040P

    Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!

    SETUJU.
    Masalah gizi adalah masalah intergenerasi,yang artinya masalah yang akan dimenimbulkan masalah baru pada genenrasi berikutnya, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas.

    Hasil penelitian dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology, lembaga indepen yang bernaung di bawah Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa 6 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami kekurangan asupan nutrisi mikro yang dapat menghambat kesehatan anak di kemudian hari, seperti zat besi, seng, vitamin A dan C, serta asam folat.

    Penelitian ini telah dilakukan selama Agustus 2010-Agustus 2011 terhadap 623 perempuan berusia 20-45 tahun, termasuk perempuan yang sedang mempersiapkan kehamilan, ibu hamil hingga ibu menyusui di Kotamadya Bogor.

    Temuan menarik lainnya juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein. Akibatnya, angka kasus kelahiran bayi prematur dan berat badan bayi lahir rendah juga meningkat.

    "Umumnya, masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah lebih cenderung mengalami defisiensi nutrisi. Selain itu, tingkat mineral dan multi nutrisi mikro juga masih rendah di masa-masa pra-kehamilan, kehamilan dan menyusui," papar Dr. Jacques Bindels selaku Direktur Riset Asia Pasifik Gizi Bayi Danone dalam presentasinya seputar status gizi ibu hamil Indonesia

    Kasus gizi buruk pada balita terbanyak berada di Wilayah Indonesia timur khususnya di Provinsi NTT dan NTB. Berdasarkan data lembaga internasional, Australian Aid, pada tahun 2012 di Nusa Tenggara Timur, setiap hari terdapat tiga balita yang meninggal dunia karena kekurangan asupan gizi, atau sebanyak 791 balita yang meninggal pada tahun 2012.Lembaga internasional Australian Aid melakukan pendampingan terhadap masalah gizi dan kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari) di 14 kabupaten dan satu kota. "Rata-rata kematian bayi di NTT pada setiap hari untuk tahun 2010 dan 2011 relatif sama, yakni dua orang.

    Namun untuk jumlah tahunan, tahun 2010 lebih tinggi dengan angka 644 balita meninggal, sedangkan tahun 2011 menurun menjadi 585 balita. Sedangkan tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup besar, yakni berjumlah 791 balita dengan rata-rata kematian balita tiap hari sebanyak tiga orang.

    Sementara di NTB Kementerian Kesehatan menilai kasus kekurangan gizi pada anak usia bawah lima tahun di Nusa Tenggara Barat merupakan yang tertinggi di Indonesia mencapai 30,5 persen.

    "Dari hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan pada 2010, kasus kekurangan gizi di Nusa Tenggara Barat (NTB) tertinggi di Indonesia, sedangkan terendah di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 10,6 persen.

    Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa masalah kurang gizi terbanyak adalah masalah pada balita dimana penyebabnya adalah kurang perhatianya para ibu hamil untuk memperhatikan kondisi kehamilannya terutama prahamil dan saat hamil. Ini yang disebut masalah intergenerasi. Disamping itu mamang ada penyebab lain seperti kurangnya pengetahuan akibat rendahnya pendidikan, ketahanan pangan yang tidak memadahi, kurangnya pemberdayaan keluarga untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada dan akibat terkena penyakit infeksi seperti yang banyak terjadi di daerah pinggiran dan terpencil.

    BalasHapus
  23. tidak setuju '
    karna masalah gizi bukan dari faktor degenerasi, yang menyebabkan melainkan faktoor lain diantaranya , dari segi , ekonomi , pendidikan , dan pengetahuan akan informasi kese]hatan gt]izi yang rendah

    BalasHapus
  24. Tidak setuju, karena permasalahan gizi di Indonesia dapat terjadi disebabkan oelh kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung, kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya kemiskinan karena krisis ekonomi, keresahan politik, keresahan sosial, ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sehingga hal ini bukan merupakan masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  25. Yoshi lantika menjawab
    Tidak setuju, karena permasalahan gizi di Indonesia dapat terjadi disebabkan oelh kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung, kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya kemiskinan karena krisis ekonomi, keresahan politik, keresahan sosial, ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sehingga hal ini bukan merupakan masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  26. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi?

    Setuju,
    Dikarenakan menurut sebuah Penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi adalah
    masalah intergenerasi, yaitu ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi, bayi yang kurang gizi ini akan menjadi remaja yang kurang gizi dan pada saat
    hamil akan melahirkan bayi yang kurang gizi. Lingkaran setan ini akan berulang terus jika tidak ada intervensi untuk memutus rantai ini.

    Salah satu cara strategis untuk memutus rantai ini adalah dengan memberikan intervensi pada periode emas kehidupan (window of opportunity) yaitu sejak janin dalam kandungan, dan bayi baru lahir sampai anak berusia 2 tahun. Kita dapat
    berperan menanggulangi hal ini dengan memastikan pemberian asupan gizi optimal bagi janin mulai dari periode dalam kandungan.

    BalasHapus
  27. 1.) Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi?
    Jelaskan jawaban anda tersebut!


    tidak setuju
    karena akar msalah gizi di indonesia adalah kondisi dari kiris ekonomi, politik dan sosial yang terjadi di masyarakat.
    Faktor langsung yang terkait dengan masalah gizi khususnya gizi buruk atau kurang gizi, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit. Keduahal tersebut saling mempengaruh berbagai faktor. Faktor tidak langsungnya antara lain ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi lingkungan.
    Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat yang paling erat kitannya dengan pembangunan lingkungan. Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, akan ditentukan oleh daya beli masyarakat terhadap pangan, ketahanan pangan dalam pembangunan pertanian menuntut kemampuan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pangan yang diperlukan dan juga menuntut kondisi yang memudahkan masyarakat memperolehnya dengan harga yang terjangkau khususnya bagi masyarakat lapisan bawah (sesuai daya beli masyarakat). Pada kenyataannya, beberapa produk pangan penting seperti beras dan gula, produksin dalam negeri dirasa masih kalah dengan produk impor karena tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!
    Tidak setuju
    karena masalah gizi bukan masalah keturunan, tapi disebabkan ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. di masyarakat kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.
    Dan akar masalah gangguan gizi di masyarakat karena kurangnya pemberdayaan wanita, meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya kemiskinan karena krisis ekonomi, keresahan politik, keresahan sosial.

    BalasHapus
  30. Setuju, karena masalah gizi salah satunya di sebabkan oleh faktor keturunan. keturunan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan gizi sesorang, haal ini dapat di sebabkan oleh pendidikn yang rendah, dengan pendidikan rendah maka pengetahuan pun rendah dalam hal kebutuhan nutrisi tubuh dan faktor pendidikan yang rendah mempengaruhi dalam pencarian kerja sesorang. seseorang tamatan SMP lebih sulit mencari pekerjaan jika di bandingkan dengan tamatan Sarjana, hal ini akan mempengaruhi ekonomi di kehidupan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. maka apabila keturunan mengalami gizi buruk maka keturunan selanjutnya bisa juga mengalami gizi buruk. juga faktor letak tempat tinggal di suatu daerah atau negara yang mengalami perekonomian rendah akan dapat mengalami gizi buruk pada keturunannya, contoh saja negara Zimbabwe dan Ethiophia.

    BalasHapus
  31. tidak setuju karena masalah gizi di indonesia sangat kompleks. Penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
    Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Jika berdasar pada makna tersebut maka kehidupan kemiskinan di indonesia masih menghantui setiap warganya.

    BalasHapus
  32. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi?

    Setuju, walaupun penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Namun masalah gizi merupakan masalah intergenerasi, b ahkan menurut ilmu gizi terkini, diketahui bahwa kualitas anak ditentukan sejak terjadinya konsepsi, hingga masa balita. Kecukupan gizi ibu selama hamil hingga anak berusia dibawah 5 tahun, serta pola pengasuhan yang tepat bagi setiap keluarga, akan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi unggul. Hal ini mendukung pernyataan bahwa ibu hamil yang kurang gizi akan melahirkan anak yang gizi kurang pula. Sebaliknya apabila gizi seorang ibu hamil baik dan mencukupi, maka anak akan lahir sehat.

    BalasHapus
  33. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut! Setuju,
    • Karena walaupun pada prinsipnya masalah intergenerasi bukan menjadi factor utama yangi terjadinya masalah gizi di Indonesia, tetapi faktor keturunan ini juga juga dapat ikut berpengaruh pada bertambahnya masalah gizi yang terjadi saat ini. Dapat dilihat pada hasil penelitian University of Illionis di Meksiko yang menyatakan bahwa 35% penderita obesitas ternyata memang memiliki kecenderungan genetic (Keturunan). Dari beberapa hasil penelitian pengajar Bagian Gizi di FK Universitas Diponegoro, Dr. dr. Darmono SS,MPH, SpGK juga mengatakan, masalah gizi memang bisa terjadi karena faktor genetic juga factor lingkungan.
    • Bahkan Direktorat Bina Gizi Kemkes, Dr dr H.E. Kusdinar Achmad MIPH juga menegaskan bahwa terjadinya masalah gizi pada anak balita, termasuk balita pendek dan jantung koroner , disebabkan karena multifaktor. Bisa karena faktor Genetik, faktor Lingkungan, faktor Perilaku, maupun faktor Pelayanan Kesehatan. Dalam hal ini, Kusdinar menekankan bahwa sejak terjadinya konsepsi, janin, lahir, sampai usia dua tahun, sangat berpengaruh terhadap masa depan manusia itu sendiri. Maksud dari penegasan ini adalah bahwa pada masa-masa itulah sangat dibutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik bagi ibu hamil karena akan berpengaruh bagi tumbuh kembang janinnya baik dalam hal gizi maupun bagi kekebalan tubuh bayi yang akan dilahirkan. Dalam hal ini, jika pada satu keluarga miskin yang memiliki keterbatasan ekonomi jangankan untuk mengkonsumsi suplemen tambahan untuk ibu hamil, makan makanan mengandung banyak vitamin,protein dll bahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja mereka mengalami kekurangan. Yang kebanyakan mengakibatkan terjadinya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Begitupun seterusnya akan terus terjadi terus menerus. Dalam hal inilah masalah gizi juga dapat disebut masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  34. Tidak setuju dikarnakan penyebab masalh gizi di indonesia adalah
    1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh seseorang. Seseorang yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya seseorang yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya.
    2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
    faktor- faktor yang mepengaruhi
    1. Ekonomi
    Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah masalah ekonomi yang rendah
    2. Sanitasi
    Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
    3. Pendidikan
    Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka
    4. Perilaku orangtua
    Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

    BalasHapus
  35. setuju

    karena Status gizi masyarakat sangat menentukan kualitas sumberdaya manusia, prestasi akademik dan daya saing bangsa. Kasus gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi, dan angka kurang gizi pada ibu dan anak diyakini akan menurunkan kualitas sumberdaya dan daya saing bangsa, sehingga dapat menghambat laju pembangunan bangsa dan negara. Untuk itu, pemerintah sebagai pembuat kebijakan telah melakukan banyak cara untuk membangun masyarakat yang sehat, baik laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak. Bersama-sama dengan pemerintah daerah, lembaga donor, dan swasta telah dilakukan program pemberian dana, bantuan teknis, fasilitas, dan advokasi dalam hal kesehatan, pangan dan gizi pada masyarakat Indonesia.

    BalasHapus
  36. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi?

    tidak setuju. karena akar msalah gizi di indonesia adalah kondisi dari kiris ekonomi, politik dan sosial yang terjadi di masyarakat.
    Faktor langsung yang terkait dengan masalah gizi khususnya gizi buruk atau kurang gizi, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit. Keduahal tersebut saling mempengaruh berbagai faktor. Faktor tidak langsungnya antara lain ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi lingkungan.
    Penyebab langsung kurang gizi adalah makanan anank dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Timbulnya kurang gizi karena makanan yang kurang tetapi bisa juga karna penyakit. Anak yang mendapatkan makanan yang cukup bayi, tetapi sering diserangdiare atau demam akhirnya dapat menderita kurang gizi. Demikian juga pada anak yang makan dengan tidak cukup baik, maka daya tahan tubuhnya (Imunisasi) dapat melemah.dalam kenyataan keduanya (makan dan penyakit) secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
    Pokok masalah yang ada di masyarakat antara lain berupa ketidak berdayaan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi masalah kerawanan ketahanan pangan keluarga, ketidak tahuan dalam mengasu anak secara baik, serta ketidak mampuan dalam memamfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

    BalasHapus
  37. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut
    Jawab @ Tidak Setuju
    alasan... karena masalah gizi faktor utamanya adalah konsumsi makanan gizi seimbang yang tidak memenuhi prinsip dan faktor penyebab yang ke 2 adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan
    penjelasan!
    1.faktor prnyebab langsung pertama adalah, konsumsi makanan yg tidak memenuhi jumlah dan konsumsi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam sesuai kebutuhan bersih dan aman misalnya bayi tidak mendapat asi eksklusuf
    2. faktor penyebab langsung kedua adalah penyskit infeksi yg berkaitan dengan kejadian tingginya kejadian penyakit menular terutama diare, dan penyakit pernapasa akut ( ISPA ) faktor ini bsnysk terkait mutu pelayanana kesehatan dasar khususnya imunisasi
    faktor lain yang berpengaruh ketersediaan pangan di keluarga khususnya pangan utk bayi 0-6 bln, asi ekklusif 6-23 bln dan mp asi, dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bg ibu hamiln semuanya itu terrkait pada kwalitas pola asuh anak pola saniyasi lingkungan , akses pangan klg, dan pelayanan kesehatan di pengaruhi olehh tingkat prndidikan, pendapatan, dan akses informasi erutama ttg gizi dan kesehatan

    BalasHapus
  38. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  39. EKO LISTIONO/ NPM 13410035P

    Setuju
    Saat ini di Indonesia, anak balita yang mengalami kurang gizi tercatat sebesar 17,9%. Data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan bahwa di perkotaan, prevalensi ibu hamil yang menderita anemia adalah 24,5%. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat meningkatkan risiko bayi yang dilahirkan menderita
    kekurangan zat besi yang berakibat buruk pada pertumbuhan sel-sel otak anak. Akibatnya, kecerdasan anak pun dapat berkurang.

    Penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi adalah masalah intergenerasi, yaitu ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi, bayi yang kurang gizi ini
    akan menjadi remaja yang kurang gizi dan pada saat hamil akan melahirkan bayi yang kurang gizi. Lingkaran setan ini akan berulang terus jika tidak ada intervensi
    untuk memutus rantai ini. Salah satu cara strategis untuk memutus rantai ini adalah dengan memberikan intervensi pada periode emas kehidupan (window of
    opportunity) yaitu sejak janin dalam kandungan, dan bayi baru lahir sampai anak berusia 2 tahun. Kita dapat berperan menanggulangi hal ini dengan memastikan
    pemberian asupan gizi optimal bagi janin mulai dari periode dalam kandungan.

    BalasHapus
  40. DIDY ARWADI/ NPM 13410033P/ HADIR

    Setuju
    Karena masalah gizi salah satunya di sebabkan oleh faktor keturunan.
    Penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi adalah masalah intergenerasi, yaitu ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi, bayi yang kurang gizi ini
    akan menjadi remaja yang kurang gizi dan pada saat hamil akan melahirkan bayi yang kurang gizi. Lingkaran setan ini akan berulang terus jika tidak ada intervensi
    untuk memutus rantai ini. Salah satu cara strategis untuk memutus rantai ini adalah dengan memberikan intervensi pada periode emas kehidupan (window of
    opportunity) yaitu sejak janin dalam kandungan, dan bayi baru lahir sampai anak berusia 2 tahun. Kita dapat berperan menanggulangi hal ini dengan memastikan
    pemberian asupan gizi optimal bagi janin mulai dari periode dalam kandungan.

    BalasHapus
  41. menurut saya tidak setuju,
    di karnakan penyebab kekurangan gizi di indonesia di antaranya kurangya lapangan pekerjaan yang menyababkan masyarakat kekurangan ekonomi,sehingga pangan atau makanan yang bergizi ntuk di berikan kepada masyarakat nya kurang bahkan tidak ada,serta kemungkinan di karnakan harga yang mahal atau bbm yang selalu naik yang tidak sesuai dengan pencarian atau pendapatan mereka,
    dan kurangnya pengetahuan tentang apa itu gizi yang baik dan yang tidak baik,dan juga banyak nya masyarakat yang memakan makanan yang instan yang banyak mengandungt zat-zat yang berbahya,.

    BalasHapus
  42. saya setuju jika Masalah gizi dianggap sebagai masalah intergenerasi, karena malakah intergenerasi adalah masalah yang akanmempengaruhi generasi berikutnya seperti halnya masalah gizi, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas. Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara

    BalasHapus
  43. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!
    Tidak setuju dikarnakan penyebab masalh gizi di indonesia adalah
    1. Penyebab langsung
    Seseorang yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya.
    Begitu juga sebaliknya seseorang yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya.

    2. Penyebab tidak langsung
    Ketahanan pangan di keluarga terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

    faktor- faktor yang mepengaruhi
    1. Ekonomi
    Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah masalah ekonomi yang rendah
    2. Sanitasi
    Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
    3. Pendidikan
    Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka
    4. Perilaku orangtua
    Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

    BalasHapus
  44. Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!

    jawab :
    SETUJU

    karena menurut saya, di Indonesia masih banyak permasalahan kekurangan gizi yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya pemberdayaan keluarga dalam pemanfaatan SDM, dan Ketahanan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan. hal ini kemudian yang akan berimplikasi pada terjadinya kasus kekurangan gizi pada ibu hamil yang mana ini juga akan berdampak pada terjadi nya kekurangan gizi pada balita dan kejadian berat bayi baru lahir rendah. dengan adanya korelasi antara variable-variable tersebut maka bisa disimpulkan bahwa masalah gizi diindonesia bisa disebut masalah intergenerasi. ini juga dibuktikan dengan adanya beberapa penelitian yang telah dilakukan lembaga-lembaga kredible baik dari dalam maupun luar negeri yang banyak dilakukan di wilayah indonesia timur seperti NTT dan NTB.

    BalasHapus
  45. Setuju.

    Hal ini dikarenakan masalah intergenerasi merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi di Indonesia. Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya (intergenerational impact).
    Permasalahan Intergenerasi biasanya terjadi dari Masa kehamilan. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam kandungan.

    BalasHapus
  46. M halfani Solikhin:

    SETUJU, jika saat ini masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah Intergenerasi. karena semua itu merupakan sebuah FAKTA terbukti dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa status gizi di indonesia masih di bawah standar. Banyak kasus yang terjadi salah satunya kekurangan gizi pada masa kehamilan dan anak usia dini menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, dan gangguan perkembangan kognitif. Gizi buruk pada saat sebelum kehamilan dan masa kehamilan mempengaruhi tumbuh kembang janin dan berakibat buruk pada kesehatan janin/anak di masa depan, termasuk dampak yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai contohnya adalah kekurangan gizi pada Balita dan ibu hamil akan berakibat pada biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh keluarga dan pemerintah, karena banyaknya warga yang mudah terserang penyakit sebagai akibat kurang gizi. Dampak lainnya adalah menurunnya kualitas sumberdaya manusia dan produktifitas kerja.

    BalasHapus
  47. SETUJU.
    Masalah gizi adalah masalah intergenerasi,yang artinya masalah yang akan dimenimbulkan masalah baru pada genenrasi berikutnya, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas.Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara

    BalasHapus
  48. Saya setuju..
    Karena masalah gizi merupakan masalah yang dapat menimbulkan dan mempengaruhi perkembangan generasi berikutnya. Misalnya saja seorang ibu hamil yang mengalami kurang gizi akan berpotensi besar untuk melahirkan bayi yang kurang gizi. Terlebih faktor ekonomi dari kalangan tidak mampu akan mendorong untuk tidak perduli akan kebutuhan gizi ibu hamil,karena untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari pun mereka sulit sehingga bayi yang dikandung pada ibu hamil tersebut akan dapat menjadi generasi muda/generasi selanjutnya yang tidak berkualitas.
    Sehingga dalam permasalahan ini cukup jelas bahwa masalah gizi dapat dianggap sebagai masalah intergenerasi meskipun dalam beberapa kasus ada faktor lain yang mendukung terjadinya gizi buruk.

    BalasHapus
  49. ARI WINARTO
    Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!
    Setuju, karena masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan sangant penting. Selama 10 tahun terakhir polemik penanganan gizi untuk masyarakat indonesia juga tak kunjung hentinya terkhusus untuk gizi anak dan balita. Penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
    Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Jika berdasar pada makna tersebut maka kehidupan kemiskinan di indonesia masih menghantui setiap warganya. Data statistik 2013 disebutkan bahwa saat ini ada sekitar 28,59 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan. Sekitar 8,5% dari jumlah seluruh warga indonesia. Tentunya data ini masih sangat jauh dari visi MDGs yang dibuat sejak tahun 2000. Olehnya itu, masalah gizi dalam negeri masih menjadi polemik karena kebutuhan pangan yang seimbang harus disesuikan dengan biaya yang akan dikeluarkan. jika tidak memiliki biaya bagaimana mungkin membeli makanan bergizi yang harganya diatas standar untuk memenuhi kecukupan gizi seseorang.
    Hal tersebut menandakan bahwa masalah gizi selalu berpengaruh terhadap generasi berikutnya yang akan dilahirkan sehingga perlu keseriusan bagi seluruh komponen baik pemerintah dan masyarakat untuk berperan aktif dalam membantu masalah gizi yang ada, terutama di daerah-daerah terpencil yang memiliki akses yang sulit untuk dijangkau.

    BalasHapus
  50. setuju jika Masalah gizi dianggap sebagai masalah intergenerasi, karena malakah intergenerasi adalah masalah yang akanmempengaruhi generasi berikutnya seperti halnya masalah gizi, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas. Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara

    BalasHapus
  51. RIA YUNITA / 13410057P / FKM. KONVERSI

    Setuju,
    Karena penyebab utama masalah kurang gizi karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah. Secara umum kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat sesorang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan., sehingga keturunan mereka pun akan mengalami masalah kekurangan gizi. Contohnya, pada saat ibu hamil, ibu hamil tidak mengkonsumsi makanan bergizi seimbang sehingga bayi yang dikandungnya akan mengalami penurunan berat badan bayi pada saat dilahirkan, IQ rendah, dan tidak tumbuh kembang secara optimal. Jadi masalah gizi berdampak pada keturunan.

    BalasHapus
  52. Tidak setuju, karena faktor kemiskinan merupakan penyebab mendasar yang mengakibatkan masalah gizi kurang akibat minimnya asupan gizi dan tingginya penyakit infeksi. masalah inti yang menjadi penyebab gizi kurang antara lain karena keadaan keluarga memburuk, pendidikan dan penyediaan bahan makanan tidak baik, serta kurangnya hasil pertanian, sehingga menyebabkan kurangnya ketersediaan makanan pada skala rumah tangga. Juga karena minimnya akses rumah tangga pada sarana pelayanan kesehatan.

    BalasHapus
  53. NM. Trankko Negara, menjawab;

    Setujukah anda jika masalah gizi di Indonesia disebut sebagai masalah intergenerasi? Jelaskan jawaban anda tersebut!
    setuju, masalah gizi dapat dikatakan masalah intergenerasi, karena jika kita lihat penyebab kurangnya gizi pada anak ada beberapa hal yang mempengaruhi seperti, status gizi orangtua, ekonomi keluarga, dan pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang. pada kasus ekonomi dan status gizi orangtua jelas akan mempengaruhi pemenuhan gizi anak ataupun balita yang ada didalam keluarga tersebut. ditambah pengetahuan yang kurang jelas akan terjadi masalah gizi. keadaan ini akan terus menerus berlanjut kegenerasi berikutnya apabila tidak ada yang merubahnya baik itu dali internal keluarga tersebut yang berupaya memecah kesulitan ekonomi dan menambah pengetahuan serta pendidikannya seputar gizi, atau dari pemegang kebijakan yang kurang tanggap dalam masalah gizi

    BalasHapus
  54. Saya setuju, karena dari berbagai kasus dapat kita lihat gizi yang berlebihan pada ibu yang sedang mengandung mengakibatkan bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik.

    Menu protein tinggi dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada ibu yang kekurangan gizi. Bayi premature umumnya berat badannya kurang, cenderung mengalami hambatan dalam perkembangannya, terutama pertumbuhan fisik, hambatan perkembangan gerak, maupun hambatan perkembangan mentalnya kelak.
    Bahkan jika ia bereproduksi, kemungkinan besar akan mengalami hal yang sama dalam proses kehamilan dan persalinannya (Bayi yang dilahirkan mengalami masalah dalam hal gizi yang juga akan menghambat tumbuh kembangnya. Oleh karena itu masalah gizi dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan.

    BalasHapus
  55. SETUJU,
    Masalah gizi adalah masalah intergenerasi yakni masalah yang akan menimbulkan masalah baru pada genenrasi berikutnya, seorang ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi kurang gizi. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas. Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi (generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara. Menurut PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) sejak tahun 2006 hingga sekarang masalah kurang gizi anak seperti penyakit anemia, kurang vitamin A, dan kurang vitamin D menjadi perhatian bagi pemerintah dan kalangan akademisi. Disebutkan bahwa kasus anemia meningkat dari awalnya 25 % menjadi 27,7 %. Pada kasus kekurangan vitamin A sebanyak 11% dan kekurangan iodium sebanyak 12%. Sehingga South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) melakukan studi tentang status gizi di 4 negara di ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Studi ini dilakukan selama 12 bulan yang bertujuan meneliti status gizi, pertumbuhan, pola pola makan serta asupan gizi anak-anak rentang usia 6 bulan hingga 12 tahun.
    Penyebab utama masalah kurang gizi tak kunjung tuntas diataranya karena faktor kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan yang kurang, kesempatan bekerja yang tak pasti serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Semua hal ini masih berhubungan dengan penyebab masalah gizi di Indonesia yang kerap diseebut masalah intergenerasi.

    BalasHapus
  56. Setuju karena dari Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa masalah gizi adalah masalah intergenerasi,contohnya yaitu seperti ibu hamil kurang gizi akan melahirkan bayi yang kurang gizi juga.dan Pada hakekatnya masalah gizi dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. Intervensi paket kegiatan untuk
    mengatasi masalah tersebut yang dilaksanakan melalui pelayanan
    berkelanjutan (continuum care) pada periode kesempatan emas
    kehidupan (window of opportunity), yaitu sejak janin dalam
    kandungan, dan bayi baru lahir sampai anak berusia 2 tahun.

    BalasHapus