Selasa, 30 September 2014

E LEARNING RENTAN GIZI

SELAMAT DATANG DI E LEARNING RENTAN GIZI

SILAKAN ABSEN DI KOTAK KOMENTAR!

UNTUK MEMULAI PERKULIAHAN, KLIK DI SINI!

PERTANYAAN PERKULIAHAN III & IV



SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN III & IV, JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
Menurut anda, mengapa kelompok-kelompok usia bayi, balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui, serta usia lanjut termasuk dalam kelompok rentan gizi?

KELOMPOK RENTAN GIZI



KELOMPOK RENTAN GIZI (MATERI III&IV)
Yang disebut kelompok rentan gizi, adalah kelompok yang berada pada rentang usia:
1.      Bayi (0-1 tahun)
2.      Balita (1-5 tahun)
3.      Anak sekolah (6-12 tahun)
4.      Remaja (13-20 tahun)
5.      Ibu hamil dan menyusui
6.      Usia lanjut (di atas 60 tahun)
Nutrisi yang dianjurkan pada kelompok bayi adalah :
1.      0-6 bulan         : Hanya air susu ibu (ASI)
2.      6-9 bulan         : ASI+Makanan halus
3.      9-12 bulan       : ASI+Makanan lunak
ASI sangat dianjurkan, karena di dalamnya mengandung berbagai zat dan hormon (leptin, antibodi, nukleotida, lemak omega, AA, DHA, kalsium, kolin, galoktolipid, taurin, tirosin, zat besi, yodium, vitamin B6) yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta mencegah berbagai penyakit yang dapat timbul sampai usia dewasa nanti.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan tentang susu formula, antara lain oleh Walker M, Core Curr, 2002, menyatakan bahwa susu formula meningkatkan resiko tingkah laku brutal pada bayi dan meningkat ketika bayi tersebut berkembang di usia anak dan remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena kadar unsur Mn, MSG, asam aspartat bebas yang tinggi pada susu formula akan menurunkan kadar serotonin dan dopamin otak yang berfungsi merancang dan mengatur kontrol emosi.
Penanganan masalah gizi pada bayi dan balita adalah:
1.      Bimbingan dan penyuluhan pada bumil-busui, pasangan dan keluarganya.
2.      Konseling laktasi saat hamil, post partum hari pertama, kedua, ketiga dan di poliklinik saat nifas.
3.      Konseling mempertahankan menyusui pada ibu bekerja.  
4.      Kunjungan rumah kasus laktasi bila diperlukan.
5.      Posyandu  dengan sasaran utamanya anak balita sangat tepat untuk      meningkatkan gizi dan kesehatan anak.


           
Penanganan masalah gizi pada anak sekolah:
  • Pembinaan dan peningkatan gizi dan kesehatan lewat program  Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SD.
  • Anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisir, sehingga mudah untuk dijangkau oleh program, anak sekolah merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan, termasuk pendidikan gizi.
Penanganan masalah gizi pada remaja:
  • Pembinaan dan peningkatan gizi dan kesehatan lewat program  Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SLP dan SLA.
  • Pembinaan dan peningkatan gizi dan kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan : karang taruna, remaja masjid, remaja gereja,dsb.
Masalah Gizi Bagi Ibu Hamil
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui:
  • Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa terpenuhi.
  • Cara makan yang berlebihan harus dihindari, karena dapat merugikan sendiri. Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan keperluannya.
  • Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lainlain.
  •  Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Ibu menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gr sehari, di atas kebutuhan  bila ibu tidak menyusui.
Masalah gizi bagi lansia:
  • Gizi berlebih: Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan beratbadan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya: penyakitjantung, kencingmanis, dan darahtinggi.
  • Gizi  kurang, Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori  terlalu rendah dari yang  dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila halini disertai dengan kekurangan protein  menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang  tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.