Kamis, 24 April 2014

Selamat datang E-LearningKIE Kadarzi



SELAMAT DATANG DI E-LEARNING KIE GIZI
Strategi KIE Kadarzi

UNTUK MENGISI ABSEN, SILAKAN ISI KOLOM KOMENTAR!  UNTUK MEMULAI PERKULIAHAN, KLIKDI SINI!

Strategi KIE Kadarzi



Pertemuan 1
SRATEGI KIE KADARZI

Pedoman Operasional Kadarzi  Di Desa Siaga:
         Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 747/MENKES/SK/VI/2007.
         Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.

Ciri Kadarzi:
         Menimbang berat badan secara teratur.
         Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur
             enam bulan (ASI eksklusif).
         Makan beraneka ragam.
         Menggunakan garam beryodium.
         Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

Aspek Kadarzi:
         Tingkat keluarga
         Tingkat masyarakat
         Tingkat pelayanan kesehatan
         Tingkat pemerintah

Tingkat Keluarga:
         Umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi.
         Sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah.
         Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan.
         Tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya.

Gambaran prilaku gizi yang belum baik dalam keluarga:
         Masih rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan.
         Rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif.
         Rumah tangga yang belum menggunakan garam beryodium.
         Adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga.



Tingkat Masyarakat:
         Penanggulangan masalah kesehatan dan gizi di tingkat keluarga perlu keterlibatan masyarakat.
         Keterlibatan dan perhatian pihak LSM di pusat dan daerah terhadap masalah kesehatan dan gizi masyarakat belum memadai.

Tingkat Pelayanan Kesehatan:
         Pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan preventif dan promotif sangat diperlukan dalam mewujudkan KADARZI.
         Pelayanan kesehatan masih menitikberatkan pada upaya kuratif dan rehabilitatif.
         Kegiatan dan ketersediaan media promosi masih sangat terbatas.

Tingkat Pemerintahan
         Perlu adanya kebijakan pemerintah yang mendukung terlaksananya perubahan perilaku KADARZI.
         Perlu disusun Pedoman Promosi Keluarga Sadar Gizi bagi semua pihak yang berkepentingan di berbagai jenjang administrasi. 

UNTUK MELANJUTKAN MATERI, SILAKAN KLIK DI SINI!

Promosi Kadarzi



Promosi Kadarzi:
         Upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.
         Mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang mendukung upaya KADARZI.

Strategi Promosi Kadarzi:
         Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
         Bina Suasana
         Advokasi

Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
         Proses pemberian informasi KADARZI secara terus menerus dan berkesinambungan.
         Proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar gizi, dari tahu menjadi mau dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku sadar gizi.
         Sasaran utama: individu, keluarga dan kelompok masyarakat.

Bina Suasana
         Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan kelompok masyarakat untuk mau melakukan perilaku KADARZI.
         Mendukung proses pemberdayaaan masyarakat dalam upaya mengajak para individu dan keluarga dalam penerapan perilaku sadar gizi.
         Pertemuan rutin dengan kelompok media massa, studi banding, pertunjukan tradisional, pameran pembangunan.

Advokasi
         Upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
         Menghasilkan kebijakan yang mendukung peningkatan penerapan KADARZI (Peraturan Daerah (PERDA), Surat Keputusan Gubernur, Bupati/Walikota, Peraturan Desa dan lain sebagainya).

Kemitraan
         Kerja sama yang formal antara individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai peningkatan KADARZI.
         Berlandaskan pada 3 prinsip dasar yaitu: Kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan antarmitra.

UNTUK MELANJUTKAN MATERI, SILAKAN KLIK DI SINI!

Kegiatan Promosi Kadarzi



Kegiatan Promosi Kadarzi Di Pusat:
         Melakukan advokasi kepada para pembuat keputusan/kebijakan.
         Mengembangkan kegiatan Bina Suasana.
         Mengembangkan gerakan pemberdayaan masyarakat.
         Mengembangkan kemitraan antardepartemen, lembaga donor, lembaga internasional,
             dunia usaha/swasta, kelompok pemerhati, kelompok.

Kegiatan Promosi Kadarzi Di Provinsi:
         Pengembangan advokasi kepada para pengambil kebijakan.
         Pengembangan Bina Suasana terhadap organisasi masyarakat, LSM, swasta, dunia usaha dan media massa.
         Pengembangan pemberdayaan masyarakat.
         Pengembangkan kemitraan lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat, lembaga internasional, media massa, kelompok pemerhati dan kelompok peduli gizi.

Kegiatan promosi Kadarzi Di Kabupaten/Kota:
         Melaksanakan advokasi promosi KADARZI.
         Mengembangkan kegiatan Bina Suasana.
         Kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat.
         Mengembangkan kemitraan.

Pemantauan dan Penilaian Promosi Kadarzi:
         Pemantauan: dilakukan secara berjenjang dan terus menerus meliputi input, proses dan output.  Mencakup indikator, jadwal pemantauan, pelaksana pemantauan, cara pemantauan dan instrumen pemantauan.
         Penilaian: proses menentukan nilai atau besarnya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penilaian harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
         Apa yang berubah sebagai hasil promosi KADARZI?
         Aspek mana dari komponen promosi KADARZI yang paling menyebabkan perubahan tersebut?
         Di kelompok sasaran mana perubahan terjadi? Di kelompok sasaran mana yang tidak terjadi perubahan?
         Apa yang menyebabkan perbedaan ini?
         Bagaimana efisiensi perubahan tersebut?

UNTUK MELANJUTKAN MATERI, SILAKAN KLIK DI SINI!